▪Definisi Sahabat
Secara bahasa, sahabat adalah bentuk plural atau jamak dari kata Ash-Shohaabii. Kata ini berasa dari kata dasar “Ash Shuhbatu” yang berarti persahabatan.
Menurut istilah , sahabat adalah orang yang bertemu dengan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam pada saat Nabi masih hidup dalam keadaan muslim dan ketika meninggal ia juga tetap muslim.
Penjelasan:
> Orang yang bertemu dengan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam pada saat Nabi masih hidup
Orang yang melihat jenazah Nabi meski saat beliau belum dikuburkan tidak disebut sahabat Nabi.
> Dalam keadaan muslim
Orang yang bertemu Nabi pada saat Nabi masih hidup, tapi ia masih kafir, maka ia tidak disebut sahabat, meskipunsesudah Nabi wafat ia masuk Islam. Contohnya adalah utusan kaisar Romawi yang saat masih beragama Kristen bertemu dengan Nabi dan baru masuk Islam ketika Nabi telah wafat.
> Mati dalam Keadaan Muslim
Orang yang masuk Islam pada masa hidup bani kemudian murtad dan mati dalam keadaan murtad tidak disebut sebagai sahabat Nabi. Adapun orang yang masuk Islam pada masa Nabi hidup, kemudian murtad lalu masuk Islam lagi saat Nabi masih hidup maka tetap disebut sahabat.
▪Definisi Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in
Tabi’in secara bahasa artinya orang-orang yang mengikuti. Secara istilah, tabi’in adalah seorang muslim yang bertemu dengan sahabat Rasulullah dan ia mati dalam keadaan muslim.
Jumlah mereka sangat banyak. Karena setiap muslim yang pernah bertemu dengan seorang sahabat Nabi kemudian mati dalam keadaan Islam bisa disebut sebagai seorang tabi’in. Padahal, jumlah sahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam mencapai lebih dari seratus ribu sahabat dan menyebar ke berbagai negeri.
Tabi’ut tabi’in adalah seorang muslim yang bertemu dengan seorang tabi’in dan mati dalam keadaan muslim.
Jumlah mereka semakin banyak lagi dan semakin tak terhitung. Dengan jumlah yang tak terhitung ini, maka pemhaman Islam sesuai tuntunan Rasulullah diterima oleh lebih dari seratus ribu sahabat, kemudian mereka sebarkan kepada sekian ratus atau sekian juta tabi’in, kemudian disebarkan lagi oleh generasi tabi’in kepada sekian juta tabi’ut tabi’in.
✔Dengan demikian, Islam tetap terjaga kemurniannya, dan pemahaman Islam yang benar tetap terjaga sampai hari kiamat nanti.
(POTRET SALAFI SEJATI Meneladani Kehidupan Generasi Pilihan, hal. 21, Tim Ulin Nuha, Penerbit Al-Qowam, cet. I, Oktober 2017)
*Kajian ini ditujukan untuk mengenalkan apa itu manhaj salafush sholih kemudian dapat menjadikan salafush sholih menjadi panutan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala. Bukan kemudian menjadikan kita mengklaim bahwa kita paling salaf atau paling nyunnah.
Sumber: Majelis Ilmu JKD
Comments
Post a Comment