Skip to main content

Keutamaan Menyerukan Kebaikan dan Hidayah

📖Allah ta'ala berfirman:

وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Manusia dan keturunannya itu pasti akan merugi dalam amal perbuatan mereka, kecuali orang-orang yang menyakini keberadaan Allah dan keesaan-Nya secara benar. Mereka juga meyakini kitab-kitab yang Allah tirunkan kepada para Rasul mulia. Mereka kemudian melaksanakan amal shaleh yang diridhoi Allah serta menjauhi apa-apa yang diharamkan Allah. Selain itu, diantara mereka saling berwasiat dengan kesabaran untuk tidak bermaksiat (yang dirasa ringan oleh jiwa yang lemah) dan kesabaran untuk melaksanakan ketaatan (yang dirasa berat dalam melaksanakannya oleh jiwa yang kuat) Mereka itu adalah orang-orang yang beruntung dan menang.


📖Hadis 1

Abu Hurairoh Radhiallahu 'anhu bahwa Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang menyeru pada hidayah maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya. Hal itu tidak mengurangi sedikitpun pahala mereka. Barang siapa menyeru pada kesesatan maka baginya dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya. Hal itu tidak mengurangi sedikitpun dosa mereka. (HR. Muslim no 2674)


📖Hadis 2

Abu Mas'ud Al-Anshari Radhiallahu 'anhu meriwayatkan, " Ada seseorang laki-laki datang kepada Rasulullah, "Sesungguhnya, aku ditelantarkan, tanggunglah aku." Beliau bersabda, "Aku tidak bisa." Ada seseorang yang menawarkan, "Wahai Rasulullah, aku akan menunjukannya pada orang yang bisa menanggungnya." Rasulullah kemudian bersabda, "Barang siapa menunjukan pada kebaikan maka baginya pahala seperti pahala orang yang melakukannya."  (HR. Muslim no 1893)

🍀KEUTAMAAN MENYERUKAN KEBAIKAN DAN HIDAYAH🍀

💧Orang yang menyerukan kebaikan adalah orang yang beruntungdan tidak bakal rugi.

💧Mendapatkan pahala seperti orang yang mengikutinya.

(SHAHIH FADHILAH AMAL, Syaikh Ali bin Nayif Asy-Syuhud. Halaman 54 -55. Penerbit Aqwam.

Baca juga: Keutamaan Mencari Ilmu

Sumber: Majelis Ilmu JKD

Comments

Popular posts from this blog

Definisi Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in

▪ Definisi Sahabat Secara bahasa, sahabat adalah bentuk plural atau jamak dari kata Ash-Shohaabii. Kata ini berasa dari kata dasar “Ash Shuhbatu” yang berarti persahabatan. Menurut istilah , sahabat adalah orang yang bertemu dengan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam pada saat Nabi masih hidup dalam keadaan muslim dan ketika meninggal ia juga tetap muslim. Penjelasan: > Orang yang bertemu dengan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam pada saat Nabi masih hidup Orang yang melihat jenazah Nabi meski saat beliau belum dikuburkan tidak disebut sahabat Nabi. > Dalam keadaan muslim Orang yang bertemu Nabi pada saat Nabi masih hidup, tapi ia masih kafir, maka ia tidak disebut sahabat, meskipunsesudah Nabi wafat ia masuk Islam. Contohnya adalah utusan kaisar Romawi yang saat masih beragama Kristen bertemu dengan Nabi dan baru masuk Islam ketika Nabi telah wafat. > Mati dalam Keadaan Muslim Orang yang masuk Islam pada masa hidup bani kemudian...

Keutamaan Ilmu

📖 Allah ta’ala berfirman شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Ali-Imran: 18) Allah menyatakan bahwa Dia satu-satunya Ilah. Allah mengiringi perbuatan-Nya dengan pernyataan malaikat dan ahli ilmu. Pernyataan dua kelompok itu dadah semulia-mulia pernyataan. Pernyataan itu adalah mentauhidkan Allah dan menegakkan keadilan. Tiada Ilah (yang berhak diibadahi, kecuali Allah yang maha perkasa. Tiada sesuatupun yang bisa menghalangi keinginan-Nya. Yang Maha Biajaksana dalam perkataan dan perbuatan-Nya. 📖 Allah ta’ala berfirman فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِالْ...

Pengamat: Ada Celah Data NIK dan KK untuk SIM Card Disalahgunakan

KIBLAT.NET, Jakarta – Pakar Telekomunikasi, Ibnu Dwi Cahyono mengungkapkan bahwa ada kemungkinan data dari Nomor Induk KTP (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) yang digunakan untuk registrasi SIM Card disalahgunakan untuk kepentingan tertentu. Maka, ia menekankan kepada pemerintah untuk tidak main-main dengan data milik masyarakat tersebut. “Ini tetap ada celah. Jadi kita harus memastikan kalau datanya masyarakat ini tidak boleh bocor. Jangan main-main! artinya gini, ini Dukcapil harus diamankan. Terus jangan sampai pihak kelurahan memperjualbelikan data KTP dan data KK warganya,” katanya saat dihubungi Kiblat.net pada Jumat (03/11). Ia juga menjelaskan bahwa masalah tersebut bertambah karena negara ini belum punya undang-undang perlindungan data pribadi. Padahal, kata dia, undang-undang tersebut sudah dibahas pada tahun 2008. “Tetapi undang-undangnya belum selesai sampai sekarang. Paling enggak jika ada undang-undang perlindungan data pribadi, dan ada orang yang memperjualbelikan...