Dr. Sholah Showi, dalam Jamaa’atul Muslimin Mafhuumuhaa wa Kaifiyatu Luzuumiha fi Waqii’iinaa Al-Mu’aashir : “Para ulama meyimpulkan bahwa makna jamaah pada dasarnya berkisar pada dua makna pokok:
Pertama, aspek ilmiah atau aspek manhaj dan aqidah. Yaitu bersepakat atas satu aqidah dan satu manhaj yang benar yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah serta memahaminya sebagaimana generasi sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan ulama mujtahidin sesudahnya yang terpercaya memahami kedua sumber Islam ini.
Dalam hal ini, jama’ah artinya mengikuti kebenaran meskipun kita sendirian dan meninggalkan kebatilan meski kebatilan itu dianut oleh mayoritas manusia di muka bumi ini.
Ibnu Mas’ud berkata,”Jama’ah adalah apa yang sesuai dengan kebenaran meski engkau sendirian.”
Abu Syamah berkata,”Kapa ada perintah untuk selalu menetapi jama’ah, maka maknanya adalah selalu mengikuti kebenaran meskipun yang berpegang teguh dengan kebenaran itu sedikit jumlahnya dan yang menyelisihi kebenaran itu banyak. Kebenaran adlah apa yang dibawa oleh jama’ah pertama yaitu Rasulullah dan generasi sahabat. Kebenaran sama sekali tidak diukur dari banyaknya pengikut kebatilan setelah masa sahabat.”
Kedua, aspek hissi atau fisik. Berjama’ah artinya berkumpul dan hidup di bawah sebuah negara Islam dan di bawah seorang imam atau kholifah yang sah secara syar’i.
Dr. Ridho Na’san Al-Mu’thi dalam tahqiq dan dirosahnya atas kitab Al-‘Ibaabah ‘an Syari’atil Firqotin Najiyyah karangan Ibnu Baththoh mengatakan,”Bab ini menguatkan bahwa berjama’ah itu wajib dan keluar dari jama’ah itu tidak boleh, baik jama’ah dalam artian berkumpulnya umat Islam di bawah kepemimpinan seorang imam maupun berkumpulnya umat Islam di atas satu aqidah.”
(POTRET SALAFI SEJATI Meneladani Kehidupan Generasi Pilihan, hal. 39-42, Tim Ulin Nuha, Penerbit Al-Qowam, cet. I, Oktober 2017)
*Kajian ini ditujukan untuk mengenalkan apa itu manhaj salafush sholih kemudian dapat menjadikan salafush sholih menjadi panutan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala. Bukan kemudian menjadikan kita mengklaim bahwa kita paling salaf atau paling nyunnah.
Baca juga: Keutamaan Iman kepada Hal Ghaib
Sumber: Majelis Ilmu JKD
Pertama, aspek ilmiah atau aspek manhaj dan aqidah. Yaitu bersepakat atas satu aqidah dan satu manhaj yang benar yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah serta memahaminya sebagaimana generasi sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan ulama mujtahidin sesudahnya yang terpercaya memahami kedua sumber Islam ini.
Dalam hal ini, jama’ah artinya mengikuti kebenaran meskipun kita sendirian dan meninggalkan kebatilan meski kebatilan itu dianut oleh mayoritas manusia di muka bumi ini.
Ibnu Mas’ud berkata,”Jama’ah adalah apa yang sesuai dengan kebenaran meski engkau sendirian.”
Abu Syamah berkata,”Kapa ada perintah untuk selalu menetapi jama’ah, maka maknanya adalah selalu mengikuti kebenaran meskipun yang berpegang teguh dengan kebenaran itu sedikit jumlahnya dan yang menyelisihi kebenaran itu banyak. Kebenaran adlah apa yang dibawa oleh jama’ah pertama yaitu Rasulullah dan generasi sahabat. Kebenaran sama sekali tidak diukur dari banyaknya pengikut kebatilan setelah masa sahabat.”
Kedua, aspek hissi atau fisik. Berjama’ah artinya berkumpul dan hidup di bawah sebuah negara Islam dan di bawah seorang imam atau kholifah yang sah secara syar’i.
Dr. Ridho Na’san Al-Mu’thi dalam tahqiq dan dirosahnya atas kitab Al-‘Ibaabah ‘an Syari’atil Firqotin Najiyyah karangan Ibnu Baththoh mengatakan,”Bab ini menguatkan bahwa berjama’ah itu wajib dan keluar dari jama’ah itu tidak boleh, baik jama’ah dalam artian berkumpulnya umat Islam di bawah kepemimpinan seorang imam maupun berkumpulnya umat Islam di atas satu aqidah.”
(POTRET SALAFI SEJATI Meneladani Kehidupan Generasi Pilihan, hal. 39-42, Tim Ulin Nuha, Penerbit Al-Qowam, cet. I, Oktober 2017)
*Kajian ini ditujukan untuk mengenalkan apa itu manhaj salafush sholih kemudian dapat menjadikan salafush sholih menjadi panutan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala. Bukan kemudian menjadikan kita mengklaim bahwa kita paling salaf atau paling nyunnah.
Baca juga: Keutamaan Iman kepada Hal Ghaib
Sumber: Majelis Ilmu JKD
Comments
Post a Comment