Di dalam surat al kahfi ayat 42, allah menyampaikan bagaimana perkataan para penduduk neraka ketika mereka dicemplungkan ke dalam neraka. يَا لَيْتَنِي لَمْ أُشْرِكْ بِرَبِّي أَحَدًا . Wahai rabb kami seandanya dulu kami tidak menyekutukan tuhanku dengan sesuatu pun.
Ibnu katsir meyampaikan mengenai ayat ini. Sesungguhnya penyebab penyesalan terbesar manusia di akhirat kelak, adalah ketika mereka merasa bahwa apa yang pernah mereka lakukan merupakan bagian dari kesyirikan kepada allah. Dan kesyirikan, menghancurkan semua amal ibadah yang telah dilakukan dalam kehidupan dunia.
Rosulullah pernah bersabda, syirik adalah mendatangkan tandingan buat allah padahal dia yang menciptakan dirimu. Jadi inilah puncak dari penyesalan manusia. Penyesalan mereka tidak sebanding dengan penyesalan pertama mereka setelah bermaksiat.
Sebaik apapun seseorang melakukan amal ibadah. Sebanyak apapun mengerjakan amal salih. Tetapi jika amal shalih yang ia lakukan menyentuh lumbung lumbung kesyirikan, allah batalkan seluruh ibadah itu. Karena sesungguhnya kesyirikan merupakan dosa yang tidak bisa ditawar untuk diampuni oleh allah.
Coba perhatikan kisah abu thalib. Tidak ada kurangnya dalam melakukan amal kebaikan. Kebikan abu thalib begitu brlimpah. Dia rela diembargo bersama rosulullah. Sampai sampai orang orang musyrikun mereka urung untuk menghunuskan pedang kepada muhamad karena ada orang yang menjaga rosulullah yaitu abu thalib. Tapi ketika ketika abu thalib meninggal dunia dalam kesyirikan, semua amalannya sia sia.
Dalam riwayat muslim disebukan seorang yang hidup semasa nabi yaitu abdullah bin jud’an. Dimana kebaikannya dalam memuliakan tamu. Suka menyambung tali silaturahmi. Suka memberikan bantuan kepada para sahabat nabi. Namun ketika abdullah bin jud’an meninggal dunia, kemudian ibunda aisah bertanya kepada rosulullah, maka rosulullah menjawab, dia di neraka. Kebaikannya hilang tak berharga. Digerogoti rayap besar bernama kesyirikan.
Kalaulah kayu ada perusakya yaitu rayap. Kalaulah madu ada perusknya yaitu cuka. Kalaulah gula ada perusaknya yaitu semut yang menggerubutinya. Sesungguhya amal ibadah pun ada perusaknya sebagaiana wudhu bisa batal dengan berhadats. Sebagaimana shalat bisa batal kalau kita tertawa. Amal ibadah pun bisa batal di sisi allah dan tidak ada harganya ketika terserempet dengn kesyirikan. Dan itu menyebebkan rusaknya semua ibadah yanga telah dia lakukan.
Jangan sampai amalan yang kita lakukan tercelup kedalam kesyirikan. Jangan sampai kelak di akhirat kita menyesal karena kebaikan kita terhapus. Mari belajar memahami kesyirikan. Karena mengetahui tentangn kesyirikan itu merupakan bagian penting dalam kehidupan kita beribadah kepada allah. Karena sesungguhnya jatuhya kita dalam kesyirikan menyebbkan rusaknya seluruh amal ibadah yang telah kita lakukan.
Comments
Post a Comment